Jantanisasi Ikan Cupang (Betta sp.) dengan 17a Metil Testosterone Melalui Perendaman Larva

  • Caesar Yuniarto Satria Wibowo Universitas Satya Negara Indonesia
  • Edward Danakusumah Universitas Satya Negara Indonesia
  • Firsty Rahmatia Universitas Satya Negara Indonesia
Keywords: Jantanisasi Ikan Cupang, Perendaman Larva, Masculization, Betta Fish, Siamese Fighting Fish, Larvae Immersion, 17a-Methyltestosterone, 17a-metiltestosteron

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh 17α-Metil Testosteron dalam sex reversal dengan dosis yang berbeda terhadap nisbah kelamin dan kelangsungan hidup ikan cupang melalui perendaman larva umur 1 hari setelah menetas. Dosis yang diberikan terhadap perlakuan adalah (P1) 5 mg/l, (P2) 10 mg/l, (P3) 15 mg/l, (P4) 20 mg/l dan perendaman tanpa bahan metil testosteron sebagai kontrol (K). Parameter yang diuji adalah presentase jantan dan kelangsungan hidup ikan cupang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perendaman larva ikan cupang berumur 1 hari dengan rendaman metil testosteron dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa bahan), masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa dosis yang paling efektif dalam perlakuan perendaman larva ikan cupang terhadap presentase ikan cupang jantan adalah pemberian dosis 20 mg/l dengan hasil 100%.

References

Aryoputro,V. M. 2018. Efektifitas Perendaman Induk Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Bunting Dengan Berbagai Macam Bahan Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofactum Vahl) Larutan 17α-Metil Testosteron dan Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina) Terhadap Jantanisasi. [Skripsi]. Jakarta: Univesritas Satya Negara Indonesia.
Atmadjadja, J. 2008. Panduan Lengkap Memelihara Cupang Hias dan Cupang Adu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Darwisito. 2002. Strategi Reproduksi pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.). Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) program Pasca Sarjana / S3. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Devlin, R.H. and Nagahama, Y. 2002. Sex Determination and Sex Differentiation in Fish: An Overview of Genetic, Physiological, and Environmental Influences. Aquaculture 208: 191-364.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Hunter, G.A., and Donaldson, E.M. 1983. Hormonal Sex Control and Its Application To Fish Culture, In: Hoar, W.S., Randall, D.J., Donladson, E.M.: (eds.), Fish Physiologi, 9B. Academic Press, New York, Pp. 223-303.
Istuanto, M., Ferdinand, H.T., Syaifudin, M., Muslim. 2015. Jantanisasi Anakan Ikan Guppy (Poecilia reticullata) melalui perendaman Induk Dengan Larutan 17α-Metil Testeron. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Lesmana, D.S., Iwan D. 2007. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Linke, H . 1994. Eksplorasi Ikan Cupang di Kalimantan. Majalah Trubus. No.297. Agustus. h. 86-89.
Mukti, A.T., Priambodo, B., Rustidja, dan Widodo, M.S. 2002. Optimalisasi Dosis Hormon Sintetis 17 α-Metiltestosteron dan Lama Perendaman Larva Ikan Nila (Oreochromis spp.) Terhadap Keberhasilan Perubahan Jenis Kelamin. Universitas Brawijaya. Malang.
Soelistyowati, D.T., Martati E., Arfah, H. 2007. Efficacy of Honey on Sex Reversal of Guppy (Poecilia reticulata Peters). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Susanti, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Keramba Jaring Apung. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudradjad. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Cupang Hias. Yogyakarta: Kansius.
Sumantadinata K. 1997. Prospek Bioteknologi dalam Pengembangan akuakultur dan pelestarian Sumberdaya Perikanan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Ikan Fakultas Perikanan, IPB.
Sunandar, Arifin,T.M. Yuliani. N. 2006. Perendaman Benih Ikan Gurami Terhadap Keberhasilan pembentukan Kelamin Jantan. Jurusan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. PKMI (1-20): 1-9.
Pandian, T.J., and Kavumpurath, S. 2008 Masculinization of Fighting Fish, Betta splendens Regan, Using Synthetic or Natural Androgens. April 25(4):373-381.https://www.researchgate.net/publication/230024503_Masculinization_of_fighting_fish_Betta_splendens_Regan_using_synthetic_or_natural_androgens [3 Januari 2019, pk 13.00]
Perkasa, B.E. 2001. Merawat Cupang untuk Kontes. Jakarta. Penebar Swadaya.
Piferrer, F., Lim L.C. 1997. Application of Sex Reversal Technology In Ornamental Fish Culture. Jurnal Aquarium Science and Conservation,1(113-118).
Rinaldi. 2017. Jantanisasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) menggunakan Ekstrak Pasak Bumi (Euycoma longifoloia) dan 17α-Metil Testosteron..Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Ukhroy, N.U. 2008. Efektifitas Penggunaan Propolis Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Guppy (Poecilia reticulata). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelutan Institut Pertanian Bogor.
Wulansari, R.S. 2002. Pengaruh Aromatase Inhibitor terhadap Nisbah Kelamin Ikan Betta (Betta sp.). [Skripsi]. Departemen Budidaya perairan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Yunianti, A. 1995. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Induk Di Dalam Larutan Hormon 17α-Metil Testosteron Terhadap Nisbah Kelamin Anakan Ikan Guppy. [skripsi]. Program Studi Budidaya Perairan. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
Yuniastuti, A. 2004. Efek Hipokolestorelmi Lacobactilus Acidhopilus D2 dari Susu Fermentasi dari Tikus.Semarang .Universitas Negeri Semarang
Yustina dan Darmawati. (2003). Daya Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan Hias Betta splendens di Habitat Buatan. Jurnal Natur Indonesia Vol. 5 (2): 129-132. FMIPA Universitas Riau.
Zairin, M. Jr. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Zairin Jr. M. 2003. Endokrinologi dan Peranannya Bagi Masa Depan Perikanan Indonesia. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air. Institut Pertanian Bogor.
Published
2019-02-28
How to Cite
Wibowo, C. Y. S., Danakusumah, E., & Rahmatia, F. (2019). Jantanisasi Ikan Cupang (Betta sp.) dengan 17a Metil Testosterone Melalui Perendaman Larva. Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 4(2), 80-93. https://doi.org/10.53676/jism.v4i2.66

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>