Evaluasi Kerja Pertumbuhan Diatom (Thalassiosira sp.) Yang Diberi Dosis Silikat

  • Ferdian Sanjaya Universitas Satya Negara Indonesia
  • Edward Danakusumah Universitas Satya Negara Indonesia
Keywords: Diatom, Diatomae, Thalassiosira sp, Silicate, Silikat

Abstract

Diatom merupakan mikroalga uniseluler yang distribusinya sangat universal di semua tipe perairan. Diatom memiliki bentuk kehidupan yang kosmopolit dan merupakan penyusun utama mikroalga baik di ekosistem perairan tawar maupun laut dengan jumlah spesies terbesar dibandingkan komunitas mikroalga lainnya. Diatom mempunyai keunikan dan sangat spesifik, karena arsitektur dan anatomi dinding selnya yang tersusun dari silica, menyebabkannya dapat tersimpan dalam kurun waktu yang sangat lama didalam sedimen Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1). Mengetahui pertumbuhan diatom (Thalasioseira sp) yang di beri dosis silikat. 2). Mengetahui jumlah dosis silikat yang optimum dalam pertumbuhan diatom (Thalasioseira sp).
Hasil analisis regresi terhadap rata rata laju pertumbuhan Thallassiosira sp adalah y = 172876x + 163526 dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa rata rata laju pertumbuhan Thallassiosira sp sebesar 172876 mg/ml dengan dosis yang berbeda yaitu 0 ppm, 3 ppm, 6 ppm, 9 ppm, 12 ppm, 15 ppm. Hubungan antara kandungan silikat dengan jumlah sel R² = 0,9706 hal tersebut menjelaskan bahwa rata rata laju pertumbuhan Thallassiosira sp sebesar 97,02 % saja dimana 2,08 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1). Pengaruh pemberian dosis silikat yang berbeda terhadap pertumbuhan diatom (Thalasiosira) tidak terlalu signifikan. Terdapat perbedaan pertumbuhan oleh masing-masing perlakuan. Hubungan antara kandungan silikat dengan jumlah sel R² = 0,9706 hal tersebut menjelaskan bahwa rata rata laju pertumbuhan Thallassiosira sp sebesar 97,02 % artinya Kandungan silikat memiliki peranan penting terhadap jumlah sel diatom. Nilai koefisien 2 determinasi (R ) digunakan untuk mengetahui besarnya peranan dari peubah x terhadap Y. Nilai 2 R berkisar antara 0-1. 2). hasil pengamatan tersebut data dilihat dari data di atas pada 15 ppm menghasilkan data pertumbuhan dan nilai rata-rata pertumbuhan data lebih tinggi di badingkan 12 ppm, 9 ppm,6 ppm, 3 ppm, 0 ppm.

References

Andersen, R.A. (Eds). 2005. Algal culturing techniques. UK: Elsevier Academic Press. p.507
Aprisanti, R., A. Mulyadi dan S. H. Siregar. 2013. Struktur Komunitas Diatom Epilitik Perairan Sungai Senapelan dan Sungai Sail, Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru. Vol 7 (2) : 243-246.
Barus, T.A. (2002). Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Basmi, J. 1999. Planktonologi: chrysophyta-diatom, penuntun identifikasi. Fakultas perikanan dan ilmu kelutan. Institut pertanian bogor. Bogor.
Becerril, D.U.H., P.M.G.Sara., dan A.B.C. Sofia. 2009. Morphological variability of the planktonic diatom Thalassiosira delicatula ostenfeld emend. Hasle from the Mexican pacific, in culture conditions. Acta bot. croat. 68 (2): 313-323.
Bold, H. C. & Wynne, M. J., 1985. Introduction to the algae. New Jersey: Prentice Hall Inc., 720 p.
Bonen, L. & Doolittle, W. F., 1975. On the prokaryotic nature of red algal chloroplasts. Proceedings of the National Academy of Sciences ofthe United States of America, 72(6): 2310–2314, ISSN: 0027-8424, DOI: 10.1073/pnas.72.6.2310.
Boyer, J. N.; Kelble, C. R.; Ortner, P. B. & Rudnick, D. T., 2009. Phytoplankton bloom status: Chlorophyll a biomass as an indicator of water quality condition in the southern estuaries of Florida, USA. Ecological Indicators, 9(6 SUPPL.): 56–67, ISSN: 1470160X, DOI: 10.1016/j.ecolind.2008.11.013.
Cotton dan Wilkinson. 1989, Kimia Anorganik Dasar. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press
Darley, W.M. 1982. Alga-biology: a physiological approach. Blackwell Scientific Publication. Edinburg.
Della, V.., Kuhn, I., and Hotza, D., 2002. Rice husk ash as an alternate source for active silica production. Materials Letter, (Desember), 818 – 821.
Edhy, W.A., P. Januar, dan Kurniawan. 2003. Plankton di lingkungan PT Central pertiwi bahari. Laboraturium central department, aquaculture division PT. central pertiwi bahari. Tulang bawang.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Periaran. Kanisius: Yogyakarta.
Fauziah, F. & Hatta, M., 2015. Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 2(1), ISSN: 2406-9825, DOI: 10.29103/AA.V2I1.346.
Fogg, G.E. 1965. Algae Culture and Phytoplankton Ecology. The University of Winconsin Press. Madisson, Milk Wauhe.
Fogg, G.E. and B.Thake. 1987. Algal cultures and phytoplankton ecology, 2nd Ed. The University of Wisconsin Press. England. pp.12-36, 43
Ghofar, A. 1983. Fotosintesa pada diatome. Bulletin peternakan dan perikanan tahun VIII no 1-2 Juni. Fakultas peternakan. UNDIP. Semarang
Hoek, C.V.D., D.G. Mann, H.M. Jahns. 1998.Algae:An Introduction to Phycology. Cambridge University Press. UK
Isnansetyo, A. & Kurniastuty, E., 1995. Teknik kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Jorgensen. 1977. Pengaruh berbagai tingkat intensitas cahaya dan salinitas terhadap pertumbuhan populasi chaetoceros calcitrans. Fakultas peternakan. UNDIP. Semarang.
Mann, K.H. dan J.R.N. Lazier. 2006. Dynamics of marine ecosystem. Hal 33-34. 3rd edition. Blackwell scientific publication. London UK
Nurwito. 1989. Pengaruh Penambahan Silikat pada Medium terhadap Pertumbuhan Chaetoceros gracilis (Diatom). Prosiding seminar Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta
Nybakken, J.W. 1993. Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta
Pandley, S.N. dan P.S. Triveni. 2005. A textbook of algae. Vikas publishing house PVT LTD. New Delhi.
Panggabean, L.M.G dan Sutomo. 2000. Karakteristik pertumbuhan beberapa jenis diatomae dalam kultur laboratoris. Seminar lustrum IX Fakultas biologi dan kongres I Kabiogama, 22-24 September 2000. Yogyakarta. Puslitbang Oseanologi- LIPI. Jakarta. Indonesia
Panggabean, L. M. G., 2006. Toksin alam dari mikroalgae. Oseana, 31(3):1–12.
Purba, OS. 2008. Tesis. Pengembangan medium untuk peningkatan produktivitas kultur batch diatom laut thalassiosira sp. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Rochmady, R., 2015. Analisis parameter oseanografi melalui pendekatan sistem informasi manajemen berbasis web (Sebaran suhu permukaan laut, klorofil-a dan tinggi permukaan laut). AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 8(1): 1–7, ISSN: 19796072
Round, F.E. 1973. The Biology Of Algae. London : Edward Arnold. 278 pp Rudiyanti, S., 2011. Pertumbuhan Skeletonema costatum pada Berbagai Tingkat Salinitas Media. Jurnal Saintek Perikanan,6(2): 69–76.
Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Universitas Riau. hlm. 85
Setyaningsih, I.; Panggabean, L. M.; Riyanto, B. & Nugraheny, N., 2006. Potensi antibakteri diatom laut Skeletonema costatum terhadap bakteri Vibrio sp. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 9(1): 61–71
Soeprobowati, T.R. dan H. Suwarno. 2009. Diatom dan Paleolimnologi: Studi Komparasi Perjalanan Sejarah Danau Lac Saint-Augustine Quebeq-City, Canada
Published
2018-02-28
How to Cite
Sanjaya, F., & Danakusumah, E. (2018). Evaluasi Kerja Pertumbuhan Diatom (Thalassiosira sp.) Yang Diberi Dosis Silikat. Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 3(2), 82-93. https://doi.org/10.53676/jism.v3i2.46

Most read articles by the same author(s)