Evaluasi Kecernaan Pakan Ikan Nila Oreochromis niloticus Pada Tiga Stadia Yang Berbeda
Abstract
Pakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam budidaya secara intensif. Ditinjau dari segi ekonomi, biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pakan mencapai 65% dari total biaya produksi. Ikan memperoleh energi untuk melakukan segala aktivitas kehidupan dan pertumbuhan dari pakan yang dikonsumsinya. Pakan yang dimakan tidak akan seluruhnya dimanfaatkan oleh ikan untuk pemenuhan energi tersebut. Sebelum diserap oleh tubuh dan dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pertumbuhan, pakan yang dimakan akan melalui beberapa jalur terlebih dahulu. Sisa pakan yang tidak dapat diserap akan dikeluarkan kembali dari tubuh dalam bentuk feses. Dengan demikian, kemampuan penyerapan pakan oleh ikan bergantung pada kemampuan cerna pakan oleh ikan itu sendiri. Semakin baik kemampuan cerna ikan maka akan semakin sedikit sisa makanan yang dibuangnya (feses). Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecernaan ikan nila pada tiga stadia yang berbeda (kecil, sedang, dan besar). Kemudian dapat dilihat profil aktivitas enzim terkait dengan stadia dan kemampuan pemanfaatan pakan. Ukuran ikan nila besar yang digunakan adalah 7 – 8 cm dengan bobot rata – rata 25,17 g/ekor, nila sedang 4-5 cm dengan bobot rata-rata 13,58 g/ekor dan nila kecil 2 – 3 cm dengan bobot rata – rata 0,74 g/ekor. Parameter yang diamati adalah Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Pertumbuhan Relatif (PR), Feed Conversion Ratio (FCR), Retensi Lemak (RL), Retensi Protein (RP), Kecernaan, dan enzim protease. Jumlah konsumsi pakan ikan besar lebih banyak daripada jumlah konsumsi pakan ikan sedang dan kecil, namun sebaliknya, pertumbuhan relatif ikan besar dan sedang lebih kecil daripada ikan kecil. Namun, aktivitas enzim protease dan kecernaan tidak memiliki perbedaan yang berbeda nyata.
References
Affandi, R, Sjafei, DS, Rahardjo, MF, Sulistiono, 2009. Fisiologi ikan: Pencernaan dan penyerapan makanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pertanian Bogor.
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta
Fitriliyani, I. 2011. Aktifitas enzim saluran pencernaan ikan nila (Oreohromis niloticus) dengan pakan mengandung tepung daun lamtoro (Leucaena leucophala) terhidrolisis dan tanpa hidrolisis dengan ekstrak enzim cairan rumen domba. Bioscientiae: Volume 8, Nomor 2, Juli 2011, Halaman 16-31.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 2009. Tilapia market report - January 2008. http: //www.fao.org [April 25th 2009].
Guillaume, J. 2001. Nutrition and Feeding of Fish and Crustaceans. University of Aberdeen, United Kingdom.
Halver, JE. 1989. Fish Nutrition, second ed. Academy Press Inc, New York.
Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New York.
[NAS] National Academy of Science. 1983. Nutrient requirement of warmwater fish and shellfish. Revised Edition. National Academic Press, Washington DC, pp. 1-50.
[NRC] Nutritional Research Council. 1993. Nutrient Requirement of Fish. National Academic Press, Washington DC, pp. 43-44.
Popma TJ, Lovshin LL. 1996. World prospect for commercial production of tilapia. Research and Development Series No. 41. International Center for Aquaculture and Aquatic Environmens. Departement of Fisheries and Allied Aquacultures Auburn University. Alabama. 23 p.
Takeuchi, T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In: Fish Fish Nutrition and Mariculture. Watanabe, T. Department of Aquatic Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA p. 179-226.
Trewavas, E. 1982. Tilapia : taxonomy and speciation in : Pullin, R.S.V., Lowe-McConnel, R.H., The biology and culture of tilapias. ICLARM. Manila. The philippines. p: 3-14.
Watanabe, T, Cho, CY, Cowey, CB. 1983. Finfish Nutrition in Asia. Approaches to Research and Development, Tokyo University of Fisheries.
Copyright (c) 2016 https://perikanan.usni.ac.id/

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.