Efektifitas Perendaman Induk Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Bunting Dengan Berbagai Bahan, Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) Larutan 17a Metiltestosteron dan Purwoceng
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas penggunaan ekstrak cabe jawa,-metiltestosteron17α dan purwoceng dengan teknik perendaman induk guppy bunting terhadap jantanisasi.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan bahan perendaman induk bunting untuk jantanisasi ikan guppy menggunakan ekstrak cabe-metiltestosteronjawa,dan 17α ekstrak purwoceng yang dibandingkan dengan kontrol (tanpa bahan), masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan yang paling efektif dalam perlakuan perendaman induk ikan guppy terhadap persentase ikan- gupp metiltestosteron dengan hasil tertinggi 90%, sedangkan untuk bahan alternatif yang ramah lingkungan dapat menggunakan ekstrak purwoceng menghasilkan ikan guppy jantan tertinggi 87%. Jumlah ikan jantan tersebut lebih tinggi dibandingkan rata –rata ikan guppy kontrol sebesar 77,1%.
References
Cahyani D. 2014. Maskulinisasi Ikan Cupang Betta splendens dengan Ekstrak Purwoceng Pimpinella alpinamelalui perendaman artemia. [jurnal]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Contreras-Sanchez WM, Fitzpatrick MS, Schreck CB. 2001. Fate of methyl testosterone in the pond environment: Detection of MT in pond soil from CRSP site. In: Gupta A, McElwee K, Burke D, Burright J, Cummings X, Egna H (eds). Eighteenth Annual Technical Report. PD/A CRSP. Corvallis, Oregon: Oregon.
Devlin, R.H. and Y. Nagahama, 2002. Sex determination and sex differentiation in fish: an overview of genetic, physiological, and environmental influences. Aquaculture 208:191-364.
Darwisito, S. 2002. Stretegi Reproduksi Pada Ikan Kerapu. Makalah Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Darwati, I. dan I. Rostiana. 2006. Status penelitian purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah 12 (1): 9–15.
Devlin, R. H. and Nagahama, Y. 2002. Sex Determination and Sex Differentiation in Fish: An Overview of Genetic, Physiological, and Environmental Influences. Aquaculture 208: 191-364.
Dhewantara. L. Y. 2017. Maskulinisasi Ikan Guppy Poecilia reticulata Menggunakan Ekstrak Purwoceng Pimpinella alpina [jurnal]. Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia Jakarta.
Effendi MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Elisdiana Y. 2015. Induksi perkembangan gonad ikan patin siam (Pangasianodon hypopthalmus) jantan dengan pemberian ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum) melalui pakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.
Herry D. L. 2015. Hubungan Antara Perendaman Induk Betina Menggunakan Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina) Dengan Nisbah Kelamin Ikan Guppy (Poecilia eticulata). [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Istuanto M, Ferdinand HT, Syaifudin M, Muslim. Jantanisasi Anakan Ikan Guppy (Poecilia reticullata) melalui perendaman Induk Dengan Larutan 17α-Metiltesteron. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Juniarto A. Z. 2004. Perbedaan pengaruh pemberian ekstrak Eurycoma longifolia dan Pimpinella alpina pada spermatogenesis tikus Spraque dawley [tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro.
Lailatushifah, S. (2012). Kepatuhan pasien yang menderita penyakit kronis dalam mengonsumsi obat harian. Dipetik 6 November 2012:
Lesmana, D. A. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta.Penebar Swadaya.
Piferrer F. 2011. Endocrine control of sex differentiation in fish. Fish Physiology: From Genome to Environment 1: 1490-1499.
Putra S. 2011. Maskulinisasi ikan nila Oreochromis niloticus melalui perendaman dalam ekstrak purwoceng Pimpinella alpina [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Moeloek N, Silvia WL, Yurnadi, Bambang W. 2010. Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum valm) sebagai fitofarmaka androgenic pada laki-laki hipogonad. Majalah kedokteran Indonesia 60: 254-261
Mukti, A.T., Priambodo, B., Rustidja, dan Widodo, M.S. 2002. Optimalisasi dosis hormone sintesis-metiltestosterin 17 dan lama perendaman larva ikan nila (oreochromis spp) terhadap keberhasilan perubahan jenis kelamin. Universitas brawijaya. Malang.
Mundayana, Y dan R. Suyanto. 2004. Guppy. Jakarta. Penebar Swadaya.
Montgomery, R., Dryer. R. L., Conway, R.W., dan Spector A. A. 1983. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorietasi-Kasus Jilid 2 Edisi Keempat. Gajah Mada Univercity. Yogyakarta.
Rahardjo M, Darwati I. 2006. Produksi dan MutuSimplisia Purwoceng berdasarkan lingkungan tumbuh dan tanaman. J. Bahan Alam Indonesia (The Indonesian Journal of Natural Products). PERHIBA5:310-320.
Rahardjo M. 2003. Purwoceng tanaman obat aprodisiak yang langka. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 9(2):4-7.
Soelistyowati. D.T., Martati E., Arfah. H. 2007. Efficacy of Honey on Sex Reversal of Guppy (Poecilia reticulata Peters). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sunandar, dkk. 2006. Perndaman Benih Ikan Gurami Terhadap Keberhasilan pembentukan Kelamin Jantan. Jurusan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. PKMI (1-20): 1-9.
Susanti,, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Keramba Jaring Apung. Bogor: Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan Guppy. Yogyakarta: Kanisius.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Taufiqurrachman and Wibowo. 2005. Effect of purwoceng (Pimpinella alpina) αextract in stimulating testosterone, luteinizing hormone (LH) and follicle stimulating hormone (FSH). in sprague dawley male rats. Prosiding SeminarNasional Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII –Bogor.Tancung, A. B., M. Ghufran H Kordi K. 2007.
Pengelolaan Kualitas Air Dalam. Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta
Utami SW. 2013. Peluang ekspor ikan hias. Warta Ekspor Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta (ID).
Utomo B.2008. Efektivitas Penggunaan Aromatase Inhibitor dan Madu terhadap Nisbah Kelamin Ikan Guppy (Poecillia reticulate Peters). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wasito H, 2011. Obat tradisional kekayaan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Widowati D, Faridah. 2005. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia Dalam Fraksi Non-Polar dari Tanaman Purwoceng (Pimpinella alpina). Prosiding seminar nasional tumbuhan obat Indonesia XXVIII. Bogor (ID), 15-16 September 2005.
Winy Y. 2015. Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Dengan Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) Melalui Perendaman Induk Bunting. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Yamazaki F. 1983. Sex control and manipulation in fish. Aquaculture 33: 329-354.
Yunianti A. 1995. Pengaruh lama waktu perendaman induk di dalam larutan hormon 17-α methyl testost terhadap nisbah kelamin anakan ikan guppy. [skripsi]. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
Zairin M. J, A Yunianti, Dewi RRSPS, Sumantadinata K. 2002. Pengaruh lama waktu perendaman induk di dalam larutan hormon-methyltestosteron17α terhadap nisbah kelamin anak ikan guppy, Poecilia reticulata Peters. Jurnal Akuakultur Indonesia 1: 31-35.
Zairin M.J 2002. Sex Reversal: Memproduksi Benih Jantan Atau Betina. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
Copyright (c) 2018 https://perikanan.usni.ac.id/

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.