Pemetaan Derah Penangkapan Rajungan Dengan Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Perairan Kronjo, Kabupaten Tangerang
Abstract
Salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah rajungan (Portunus pelagicus). Jaring insang dasar merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan dalam mengakap rajungan di Kronjo. Alat tangkap jaring insang dasar menghasilkan hasil tangkapan utama (HTU) dan hasil tangkapan sampingan (HTS). Hasil tangkapan utama merupakan hasil tangkapan yang menjadi target utama nelayan. Penentuan fishing ground dapat dipetakan dengan menggunakan data operasi penangkapan. Informasi mengenai jumlah hasil tangkapan ikan dalam suatu wilayah sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui daerah penangkapan potensial. Pemetaan dan identifikasi daerah penangkapan menggunakan tiga indikator, yaitu lokasi operasi penangkapan, hasil tangkapan dan kondisi lingkungan, seperti kedalaman dan substrat perairan. Analisis komposisi hasil tangkapan dilakukan secara deskriptif-tabulatif. Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berdasarkan hasil penelitian daerah penangkapan rajungan secara umum di Perairan Kronjo terletak disekitar Pulau Cangkir. Daerah penangkapan rajungan di sekitar Pulau Cangkir memiliki substrat lumur berpasir sebagai habitatnya. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan sampingan (HTS) didapatkan seberat 224 kg dengan persentase sebesar 27,55%. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan tidak dimanfaatkan (Discard) didapatkan seberat 106 kg dengan persentase sebesar 13,04 %
References
Amtoni YA, Iriana D dan Herawati T. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Bubu Lipat Di Perairan Bungko, Kabupaten Cirebon, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Unpad.Jurnal Perikanan dan Kelautan. 1(1):24-31.
Apriliyanto H, Pramonowibowo dan Yulianto T. 2014 Analisis Daerah Penangkapan Rajungan dengan Jaring Insang Dasar (Bottom Gill net) di Perairan Betahwalang, Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 3(3):71-79.
Akiyama S. 1997. Discarded Catch of Set-net Fisheries In Tateyama Bay. Journal of The Tokyo University Of Fisheries.
BPPMHP. 2000. Perekayasaan Teknologi Pengolahan Limbah. Jakarta : Direktorat Jenderal Perikanan.
Ernawati T. 2013. Dinamika Populasi dan Pengkajian Stok Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Kabupaten Pati dan Sekitarnya. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fauzi MJ, Gaffar A, Erdyanto B, Dhewang IB, Arafat MA, Akmalia DA, Ditama DV, Sihombing E, Ramadhanty NR, Amelia NR, Silalahi N, Djaruu PA, Prasetyo A, Putra AAS, Munazir A, Mollen AP, Syahida CJ, Angela C, Adilwiweko D, Ramadhan D, Yulita E, Putri FH, Setiawan F, Ramadhan I, Setiawan JF, Yuana LA, Soa M, Syahputeri N, Budiarti NL, Ulfah N, Atika N, Setiawan R, Rahman RI, Diosand RS, Amirulloh SH, Andari S, Qurani SM, Diningrum TDB, Arini WD, Tadeo W, Afranisa Z, Maulita M, Irawan H, Suharti R, Rahardjo P, Suyasa IN, Rachmad B dan Triyono H. 2018. Pendugaan Growth Overfishing Rajungan (Portunnus pelagicus) di Teluk Banten. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 8(1):96-103.
Hamid A. 2015. Habitat, Biologi Reprodiksidan Dinamika Populasi Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus 1758) Sebagai Dasar Pengelolaan di Teluk Lasongko, Silawesi Tenggara. Sekolah Pasca Sarjana. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Hasyim B. 2017. Pengembangan dan Penerapan Informasi Spasial dan Temporal Zona Potensi Penangkapan Ikan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh. Bogor: Maxymum.
Kurnia R, Boer M dan Zairion. 2014. Biologi Populasi Rajungan (Portunus pelagicus) dan Karakteristik Lingkungan Habitat Esensialnya Sebagai Upaya Awal Perlindungan di Lampung Timur. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(1): 2228.
Naseer GA. 2016. Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang (Bottom Gill Net) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Ningrum VP, Ghofar A dan Ain C. 2015. Beberapa Aspek Biologi Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang dan Sekitarnya. Journal of Fisheries Science and Technology, 11(1): 62–71
Prihatiningsih dan Wagiyo K. 2009. Sumber Daya Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Tangerang. BAWAL. 2(6):273-282.
Rezki. D. 2017. Daerah Penangkapan Serta Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Tangkapan Utama Pukat Udang di Laut Arafura. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Sadili D, Sarmintohadi, Ramli I, Miasto Y, Prabowo, Rasdianan H, Sari RP, Monintja M, Tery N dan Annisa S. 2015. Pedoman Umum Penanganan Hasil Tangkap Sampingan (By-Catch) Hiu Pada Penangkapan Ikan. Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL). Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Salim G dan Kelen PB. 2017. Analisis Identifikasi Komposisi Hasil Tangkapan Menggunakan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net) di Sekitar Pulau Bunyu, Kalimantan Utara. Jurnal Harpodon Borneo. 10(1):13-22.
Sylviana E. 2006. Perbandingan Tingkat Keramahan Empat Jenis Unit Penangkapan gill net Terhadap Lingkungan di Perairan Kronjo Berdasarkan Karakteristik Hasil Tangkapan [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Copyright (c) 2019 https://perikanan.usni.ac.id/

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.