PENGARUH PEMBERIAN JENIS BATU AERASI YANG BERBEDA TERHADAP KELIMPAHAN OKSIGEN TERLARUT

  • Okalima Anglygrace Sihite
  • Suri Purnama Febri Universitas Samudra Langsa Aceh
  • Andika Putriningtias
  • Teuku Fadlon Haser
  • Suraiya Nazlia
Keywords: Oksigen terlarut (DO), batu aerasi, kualitas air, aerasi

Abstract

Oksigen terlarut termasuk salah satu faktor yang harus benar-benar diperhatikan. Tersedianya oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan organisme air. Salah satu cara pengolahan air yaitu dengan menggunakan aerator dengan cara mengontakkannya dengan udara serta terhubung pada media berpori atau disebut dengan batu aerasi. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah batu aerasi yang berbeda mempengaruhi kelimpahan oksigen terlarut dan mengetahui jenis batu aerasi yang terbaik bagi kelimpahan oksigen terlarut untuk budidaya akuaskep. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 Perlakuan dan 4 Ulangan. Parameter yang diamati dalam Penelitian ini adalah Oksigen Terlarut (DO), Suhu dan pH. Hasil dari Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara (DO) dengan suhu dimana saat Oksigen terlarut meningkat (DO) suhu turun, adanya keterkaitan antara (DO) dengan pH dimana peningkatan DO berbanding lurus dengan pH. Selanjutnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata, dimana dalam uji Anova P > 0,05, sedangkan dalam uji Duncan menunjukkan nilai DO P1 (4,95±0,064a) berbeda nyata pada P3 (5,07±0,070b).

KATA KUNCI : Oksigen Terlarut (DO), Batu aerasi, Aerasi

References

A. Shofy Mubarak, Diah Ayu Satyari U dan Rahayu Kusdarwati. (2010). Korelasi Antara Konsentrasi Oksigen Terlarut Pada Kepadatan Yang Berbeda Dengan Skoring Warna Daphnia spp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 2, No. 1. Hal 45.
Aba, L. (2017). Pengelolaan Air Sumur Gali Dengan Metode Aerasi-Filtrasi Menggunakan Aerator Gelembung Dan Saringan Pasir Cepat Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn). Jurnal Aplikasi Fisika Volume 13 Nomor 2, 38-47.
Ahmad, F. A. M., & Sri, R. (2018). Kajian Teknis Faktor Abiotik Pada Embung Bekas Galian Tanah Liat Pt. Semen Indonesia Tbk. Untuk Pemanfaatan Budidaya Ikan Dengan Teknologi Kja. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 10(2):95-105.
Clark ML. (2003). Comparison of water quality rainbow trout production and economics in oxygenated and aerated raceways. [Thesis]. Virginia (US) Polytechnic Institute and State University. pp 66.
Endo A, Sarawut S, Hisatsune N, Ichiro T, Takaaki I, Daigo H, Hiroaki T. (2008). DO-increasing effects of a microscopic bubble generating system in a fish farm. Mar Pollut Bull. 57: 78–85.
Febri S.P, Antoni, Riza R, Agustinus S, Haser T.F, Syahril M dan Suraiya N. (2020). Adaptasi waktu pencahayaan sebagai strategi peningkatan pertumbuhan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Aquatic Sciences Journal. Vol 7(2). Hal 68-72
Ghufran. (2007). Panduan Lengkap Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta. Hal 94-105
Hadi Hartojo. (2020). Optimalisasi Kinerja Ipal Melalui Diffuser Ecorator Di Pt Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. Semarang. Pt. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul. Tbk.
Haser T.F, Suri P.F dan Nurdin M.S. (2018). Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Sintasan Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall). Prosiding. Seminar nasional Pertanian dan Perikanan. Vol. 1(1): 239-242
Inda R. M, Arif S, Sri W.S. (2017). Sistem Akuisisi Data Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut Pada Air Tambak Udang Menggunakan Sensor Dissolved Oxygen (DO). JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 05, hal 133.
Kordi dan A. B. Tacung. (2007). Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 2,3
Kurniawa W.H. (2019). Pipa Mikropori Alternatif Batu Aerasi. Trobos aqua (http://trobosaqua.com/detail-berita/2019/10/15/48/12230/kurniawan-wahyu-hidayat-pipa-mikropori-alternatif-batu-aerasi- diakses pada tanggal 10/10/2020).
Lekang OI. (2007). Aquaculture Engineering. Oxford. (UK): Blackwell Publishing.
Masyamsir. (2001). Mengoperasikan Alat Dan Budidaya Ikan. Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Mudian Paena, Antoni Suhaimi Dan Muhammad Chaidir Undu. (2015). Analisis Konsentrasi Oksigen Terlarut (Do), Ph, Salinitas Dan Suhu Pada Musim Hujan Terhadap Penurunan Kualitas Air Perairan Teluk Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Seminar Nasional Kelautan X, C2-2
Muhammad Ma’arij Harfadli, M. Nur Ibnu Luthfi Saud, Indah Chairun Nikmah. (2019). Estimasi Koefisien Transfer Oksigen (Kla) Pada Metode Aerasi Fine Bubble Diffuser: Studi Kasus Pengolahan Air Lindi Tpa Manggar Kota Balikpapan. Jurnal Sains Terapan Vol. 5 No. 2.
Mukti, A. T., Muhammad A., Woro H. (2003). Diktat Kuliah Dasar – dasar Akuakultur. Program Studi S-1 Budidaya Perairan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. hal 47 – 52.
Munifatul Izzati. (2008). Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut Dan pH Perairan Tambak Setelah Penambahan Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum Dan Ekstraknya. Laboratorium Biologi Struktur Dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi Fmipa Undip.
Novita Dwi Yanti. (2016). Penilaian Kondisi Keasaman Perairan Pesisir Dan Laut Kabupaten Pangkajene Kepulauan Pada Musim Peralihan I. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar. Hal 12.
Panjes Sinaga. (2018). Pengaruh Variasi Diameter Diffuser dan pH Terhadap Penyisihan Besi Dan Peningkatan Do Pada Pengolahan Air Tanah Secara Aerasi. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
Putri Clarita Sihombing. (2018). Pengaruh Perbedaan Suhu Air Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Rahmawati (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta; Kencana.
Salmin (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Vol. XXX (3); 21-26
Salmin. (2000). Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. Dalam: Foraminifera Sebagai Bioindikator Pencemaran Hasil Studi di Perairan Estuari Dadap. Tangerang (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono,eds.) P3O – LIPI hal 42-46
Shiyang, Z., L. Gu, T. Ling, dan L., Xiaoli. (2013). Impact Of Different Aeration Approaches on Dissolved Oxygen for Intensif Culture Ponds. Transaction of the Chinesse Sosiety of Agriculture Eginering. Vol. 29, Hal 169.
Sugiharto. (1987). Dasar-Dasar Pengolahan Limbah, Universitas Indonesia, Jakarta
Supono. (2015). Manajemen Lingkungan Untuk Akuakultur. Bandar Lampung.
Sutrisno. (2010). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Published
2023-06-18
How to Cite
Anglygrace Sihite, O., Febri, S. P., Putriningtias, A., Fadlon Haser, T., & Nazlia, S. (2023). PENGARUH PEMBERIAN JENIS BATU AERASI YANG BERBEDA TERHADAP KELIMPAHAN OKSIGEN TERLARUT. Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 8(2), 56-63. https://doi.org/10.53676/jism.v8i2.143